Komunikasi Sosial Media


JURNAL
Pemanfaat Sosial Media Youtube Sebagai Media Pembelajaran Bahasa
Indonesia DI Perguruan Tinggi
Disampaikan pada materi kuliah Komunikasi dan Sosial Media

PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia berperan penting dalam perkembangan sosial, intelektual, dan emosional peserta didik. Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat membantu peserta didik untuk membentuk karakter berbahasa sopan, budaya, mengemukakan pendapat dengan baik, dan meningkatkan kemampuan analisis serta imajinatif. Pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra Indonesia. Kriteria bahasa yang baik dan benar menurut Sugono (2009), yaitu baik dan ketepatan memilih kata berdasarkan situasi secara lisan dan tulisan. Mahasiswa menganggap jika pelajaran bahasa Indonesia umumnya hanya fokus pada tata bahasa dan penulisan. Padahal jika dilihat pada kenyataannya saat masa sekolah SD, SMP, SMA/MAN/MA ketikan ujian nasional banyak siswa yang tidak lulus pada pelajaran Bahasa Indonesia. Beberapa bukti banyak siswa yang tidak lulus dapat disimpulkan bahwa pelajaran bahasa Indonesia dikategorikan sulit. Hakikatnya, pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi ditujukan untuk menumbuhkan kepedulian mahasiswa, dosen, tata usaha, dan pihak pihak universitas terhadap keberadaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa ini. Kepedulian itu pada gilirannya diharapkan akan meningkatkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia baik sebagai lambang identitas, kebanggaan bangsa, serta pembangkit rasa solidaritas kemanusiaan maupun sebagai sarana memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat Indonesia tidak lepas dari smartphone khususnya kalangan remaja. Apa yang menyibukkan mereka? Tidak lain adalah dunia online, dari media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, hingga pesan instan seperti Line, Whatsapp, WeChat, dan BBM. Remaja Indonesia dapat dikatakan sangat mendominasi jumlah pengguna layanan internet. Hasil riset yang dilakukan Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) Indonesia bersama Yahoo menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia (64%). Pesatnya perkembangan dunia online ini mulai dilirik sebagai peluang emas oleh berbagai kalangan diataranya kalangan penggiat pendidikan. Media sosial adalah sarana media online yang digunakan agar mudah berpartisipasi, berbagi, menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun teknologi eb 2.0 dan dasar ideologi serta yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Sosial media adalah sebuah media online membantu individu dalam mendapatkan dan menyampaikan informasi. Melalui sosial media dapat dimanfaatkan untuk sarana berbisnis dan dapat membentuk komunitas. Di era digital sekarang ini tidak sedikit komunitas yang diawali dari adanya komunikasi melalui dunia maya, bahkan gerakan aksi solidaritas dan sebagainya. Melalui media pembelajaran sosial media akan memberikan sinergi baru dalam aktivitas belajar bahasa Indonesia.
PEMANFAATAN SOSIAL MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Pemanfaatan sosial media dalam pembelajaran di kelas perlu dilakukan karena pada era globalisasi mahasiswa tidak lepas dengan sosmed. Memanfaatkan sosmed seperti facebook untuk mengakses media pembelaran sudah dilakukan sejak awal dikenal oleh warganet. Pro dan kontranya penggunaan facebook dijelaskan oleh Couillard, C. (2009). Pilgrim & Bledsoe (2011) menjelaskan bahwa kekuatan dari sosial media pada era teknologi canggih sangat luar biasa diminati oleh kalangan muda khususnya. Jadi sosial media sangat efektif jika dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Keunggulan menggunakan sarana sosial media sebagai media pembelajaran terletak pada aspek interaksi dan berbagi infomasi yang lebih luas (Selwyn, 2009). Contoh pemanfaatan seperti Facebook untuk pendidikan tinggi dikemukakan oleh 4 Ku, Pei-Yi dkk (2012), mereka memanfaatkan facebook sebagai media pembelajaran untuk siswa bidang ilmu komputer. Hasil penelitian tersebut meningkatkan kualitas hasil kerja peserta mata kuliah. Contoh untuk pendidikan informal disampaikan oleh Erjavec (2013) yang diterapkan pada siswa sekolah dasar di Slovenia. Pemanfaat sosial media memberikan hasil yang signifikan untuk pembelajaran mahasiswa di kampus Mohamed & Guandasami (2014) serta Abdelazis (2015). Hal tersebut menunjukan bahwa media sosial menjadi alternatif sebagai sarana dalam proses belajar mengajar di era teknologi modern.
HASIL PEMANFAATAN SOSIAL MEDIA YOUTUBE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI
Penggunaan media sosial sebagai media pembelajaran meningkatkan antusias mahasiswa untuk mempelajari dan mengerjakan tugas. Sosial media yang digunakan dalam penelitian, yaitu YouTube. Melalui media sosial YouTube peserta didik akan mendapatkan bahan ajar dan membuat video yang diunggah ke akun tersebut. Peserta ajar beragam ide membuat semenarik mungkin tugas-tugas yang mereka kerjakan. Melalui media sosial peserta ajar berusaha keras memberikan yang terbaik karena akan ada penilaian dari yang menyukai (like) atau tidak suka (dislike). Langkah-langkah penggunaan Sosial media sebagai media ajar sebagai berikut. Membuat akunYouTube. Pengajar memilih video-video yang cocok sebagai bahan ajar untuk diunggah ke YouTube. Peserta ajar juga diberikan tugas untuk analisis hasil video kelompok lain. Seorang pengajar tidak membuat asal tema saja, tetapi ada aspek penilaian seperti berikut ini.
Aspek penilaian di atas diberikan kepada peserta ajar dan mereka diminta untuk lihat YouTube berisi hasil karya teman-temannya yang sudah diunggah. Selain itu, pengajar dapat melihat aspek penilaian dari komentar-komentar video hasil tugas peserta ajar. Sedangkan penilaian sosial media dilihat dari hasil unggahan video di Youtube disaksikan secara bersama jumlah like, komen, reviewer terbanyak dan terbaik. Acara penilaian video Youtube selesai dilakukan. Dosen melakukan evaluasi secara lisan meminta peserta ajar untuk mengunggakapkan kesan dan pesan saat menggunakan sosial media YouTube sebagai bahan ajar. Berdasarkan hasil wawancara dari 60 mahasiswa 57 orang mengungkapkan antusias terhadap pelajaran Bahasa Indonesia karena melalui sosial media mereka dapat menampilkan hasil karya video-video yang dijadikan sebagai tugas serta lebih meningkatkan keakraban antarteman. Sedangkan 3 orang memberikan tanggapan sama seperti sebelumnya tidak ada perubahan. Selama ini peserta ajar berpikir jika bahasa Indonesia yang baik dan benar itu sesuai kaidah kebahasaan, akan tetapi ketika dijelaskan dan dipraktikkan ada kesalahan persepsi.Pembuatan video yang diunggah keYouTube membuat peserta ajar benar-benar harus belajar menggunakan bahasa Indonesia dan menimbulkan rasa ingin tahu konteks yang benar dalam berbahasa secara lisan. Selain itu, video yang diunggah akan dibuat dengan menarik agar mendapatkan komentar dan like yang banyak. Pemanfaat media sosial atau sosial media sebagai bahan ajar mempunyai efek positif dalam proses belajar-mengajar di dalam dan di luar kelas. Media sosial tidak lepas dari kehidupan sehari-hari untuk kalangan remaja. Penggunaan media sosial membuat pandangan positif bahwa bahasa Indonesia bukanlah pelajaran yang membosankan tetapi, sangat mengasyikan bahkan membentuk karakter sosial dan kerjasama antar peserta ajar. Oleh karena itu, media sosial dapat menjadi media ajar untuk meningkatkan minat mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
SIMPULAN
 Mata kuliah bahasa Indonesia berperan penting untuk perkembangan emosional, sosial, dan intelektual mahasiswa di perguraun tinggi negeri maupun swasta. Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat membantu peserta didik untuk membentuk karakter berbahasa sopan, budaya, mengemukakan pendapat dengan baik, dan meningkatkan kemampuan analisis serta imajinatif. Pembelajaran bahasa Indonesia memikliki problematika terbesar, yaitu kurangnya kreativitas metode dan media ajar sehingga membuat peserta didik jenuh mengikuti proses belajar-mengajar di kelas. Pembaruan media sangat penting di lakukan oleh pengajar. Media ajar yang digunakan harus erat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik seperti media sosial. Belajar, ngobrol santai dengan keluarga sering menggunakan media sosial. Saat ini media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern. Kebiasaan menggunakan media sosial ini secara tidak langsung dapat menjadikan penggunanya mengakses informasi dan mempelajari informasi yang diaksesnya, sehingga tidak heran jika saat ini perekembangan dan penyebaran bahasa berjalan dengan sangat cepat. Era digital ini menandai bahwa saat ini masyarakat sudah menjadi masyarakat yang modern.
 DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Couillard, C. (2009). Facebook: The Pros and Cons of use in Education. Thesis, University of Wisconsin-Stout: tidak diterbitkan. Danim, S. 2002. Inovasi Pendidikan, dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Penerbit Pustaka Setia. Erjavec, K. (2013). Informal Learning through Facebook among Slovenian Pupils, Scientific Journal of Media Education, 21:117-126. Ku, Pei-Yi, Lin, Yu-Tzu & Tsai, Yu-Hsin. 2012. Social-Media-Assisted Learning: A Case Study of Teaching Computer Science on Facebook, International Journal of e-Education, e-Business, e-Management and eLearning, 2(3):262-265. Lestari, Erma. (2017). Representasi Wujud Budaya di Masyarakat Multikultural dalam Novel Burung-burung Rantau Karya Y.B Mangunwijaya. Kembara Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 1 Nomor 196-209. Madge, C., Meek, J., Wellens, J. & Hooley, T. (2009), Facebook, social integration and informal learning at university: 'It is more for socialising and talking to friends about work than for actually doing work'', Learning, 7 Media and Technology, 34(2):141 — 155. Mohamed, M. & Guandasami, W. (2014). The Influence of Peer-to-Peer Social Networks and Computer Supported Collaborative Learning (CSCL) in Mathematics, Proceeding of the International Conference on Computing Technology and Information Management, Dubai. Pilgrim, J., & Bledsoe, C. 2011. Learning through facebook: A potential tool for educators. Delta Kappa Gamma Bulletin, 78(1): 38-42. Rozhana, K,M & Sari, N,K. 2018. Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Proses Pembelajaran untuk Menumbuhkan Sikap Nasionalisme. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Profesionalisme Dosen dan Guru Indonesia, Volume 2 (Online) (https://semnas.unikama.ac.id/fip/un duhan/2018/47851298.pdf), di akses 21 Juni 2019. Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro. Selwyn, N. (2009). Faceworking: exploring students' education-related use of Facebook. Learning Media and Technology, 34(2), 157-174.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

aljabar

Tanah Merah

Kalkulus